Dance and Love
Part 1
Author : Hasya Jung (twitter : @hasyahasya24)
Genre : School life, Romance, friendship,
Cast : Park Seul Ri, Oh Sehun, Kim Jongin, Cho Minra
Other Cast :
-
Park
Chanyeol as Seulri’s brother
-
Lee
Yunri as Seulri’s friend
-
Zhang
Yixing (LAY) as Sehun’s friend
And other
Length : Multichapter
Ini adalah FF
pertamaku. Jadi maaf kalo jelek dan ngebosenin. karena saya masih belajar. ini
asli dari otak saya ya! jadi saya mohon untuk dirhargai ya. Maaf kalo banyak
typo. dan jangan lupa untuk commentnya ya!! :).
Part 1
_Seulri POV_
Musik
terdengar begitu keras. Memenuhi seisi ruangan. Melihat pantulan diriku di
depan cermin besar. Yang sedang asiknya melenggak-lenggokan badannya ke kanan
dari ke kiri. Saking menikmatinya aku hampir tidak sadar keringat mengucur
bebas di wajahku. Aku pun mngusapnya dengan sapu tanganku.
Yap, inilah yang aku lakukan sekarang
selain menjalankan kewajibanku sebagai siswi kelas 2 di Seoul art high school.
Aku juga merupakan ketua Eskul dance di sekolah itu. Dan hampir setiap hari aku
berada di ruang menari yang juga salah satu fasilitas sekolahku. Itu karena
hanya untuk menghilangkan rasa bosanku dari buku dan guru-guru yang menyebalkan
itu. Biasanya aku ditemani oleh Minra dan Yunri untuk latihan dance bersama.
Ya, mereka sama sepertiku sama-sama
menyukai dance. Dan kami sudah berteman baik sejak kelas satu. Kemana-mana kami
selalu bertiga. Tapi untuk kali ini mereka tidak bisa menemaniku latihan
bersama. Karena suatu alasan.
“Yeoboseyo”
“Ya..Minra, Yunri kenapa kalian tidak datang-datang dari tadi. Aku
menunggu kalian sejak siang tadi. Dan
asal kalian tahu aku sudah seperti orang gila menari-nari sendirian disini.” Teriakku.
“Yeoboseyo, ya Seulri-ya pelankan suaramu. Lama-lama telingaku bisa
bengkak karena kau. Oh, yaa Seulri-ya
mian kami tidak bisa latihan bersama hari ini. Karena kami dapat tugas tambahan
dari Park dSaeng. Kalau tidak selesai hari ini, habislah kami. Kau kan tahu
sendiri seperti apa dia (?) ” Balas Yunri.
“Ehh, mian. Aku tak tahu kalau suaraku sekeras itu. Hehehe. Hmm,
memangnya kalian mebuat ulah apa sehingga Park saeng memberi kalian tugas
tambahan ?” balasku.
“Hmm, kami berdua hanya lupa mengerjakan tugas yang kemarin lusa ia
berikan. Dan akhirnya ia malah menambahkan tugas pada kami. Ishhh menyebalkan
sekali.” Jelas
Yunri.
“oh, geurae. Jadi begitu. Ya sudah, untuk kali ini tak usah latihan dulu.
ne! Kerjakan saja tugas itu dengan baik! ne” kataku menyarankan.
“iyaa Park Seulri, padahal tadi kau membentak-bentak kami. Dan sekarang
langsung berubah jadi lembut. Seperti eommaku saja kau ini.hehehe” ledeknya
“yakk, kalian beraninya meledekku. Awas saja kan kubalas nan— tutt tutt
tutt“ kataku
terputus. Karena teleponnya sudah
ditutup duluan oleh Yunri.
“aissh,, jinjja menyebalkan sekali dia.”gumamku kesal.
Tak lama setelah menelphone mereka,
aku jadi tidak mood latihan. Dan daripada aku latihan sendirian lebih baik aku
pulang. Lagipula ini sudah mau malam. Pikirku.
@@@ dijalan @@@
Aku pun pulang dengan berjalan kaki.
Karena jarak antara sekolah dan rumahku tak terlalu jauh. Lalu akupun melihat
lampu lalu lintasnya untuk menyebrang sudah berubah hijau (untuk para pejalan
kaki). Namun ketika di tengah jalan tiba-tiba ada mobil yang mengerah tepat
kearahku. Dan
“Gyaaaa”
teriakku ketakutan sambil memejamkan mata.
“tjiiiiittttt”
rem mobil berbunyi.
Tak lama akupun tersadar akan
sesuatu. “ Kenapa rasanya tidak sakit apakah aku sudah mati.”pikirku. akupun
membuka mataku. Dan ternyata mobil itu berhenti tepat di depan tempatku
berdiri. “Fyuuhh, hampir saja” kataku sambil memegang keningku. Tapi tiba-tiba
orang yang hampir menabrakku keluar dari mobilnya. Dan
“Hey kau! Apa kau ingin cepat-cepat mati, hah? Pakailah matamu jika
menyebrang!” hardik
orang yang hampir menabrakku itu. Yang ternyata adalah seorang namja.
“Yakk, seharusnya kau pakai matamu
dengan baik, jelas-jelas ada orang yang menyebrang. Dan kau malah seenaknya
saja menjalankan mobilmu secepat itu. Dasar nappeun namja !” balasku kasar.
“Kau, beraninya mengataiku seperti
itu. Kau benar-benar ingin mati hah!” bentak namja itu sambil mengangkat
tangannya seperti akan memukulku.
“Cihh, dasar nappeun namja. Hanya
berani pada yeoja saja!. Ayo pukul aku jika kau berani !” kataku menantangnya.
“Yakk, kau menantangku hah!” bentaknya lagi. Dan seketika itu akupun berlari menjauhi namja itu. Aku sedang malas
melawan namja itu. Walaupun aku bisa taekwondo sekalipun.
“Yakk, kau jangan lari! Dasar Yeoja pengecut.”teriaknya kasar.
“Dasar nappeun namja, blee :P “ balasku sambil menjulurkan lidahku.
Dan aku pun berlari lagi. Hingga tak
terasa aku sudah di depan rumahku yang cukup besar ini. Yah, tapi sayangnya
rumah ini seperti tidak berpenghuni karena yang tinggal hanya aku dan Jung
ahjumma yang mengurus seisi rumahku itu. Dan orang tuaku jarang sekali berada
di rumah karena hampir setiap minggu mereka keluar negeri, hanya untuk
pekerjaan mereka. Mereka memang memenuhi semua kebutuhanku. Tetapi masih ada
yang kurang. Yaitu kasih sayang. Kalian tau kan bagaimana rasanya kurang
mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Bahkan aku merasakannya sejak masih
kecil. Dan aku hanya di rawat oleh Jung ahjumma. Aku juga menganggapnya seperti
eommaku sendiri. Karena hanya ia satu-satunya orang yang dekat dan sayang
padaku ketika dirumah.
@@in Seulri’s Bedroom@@
Setelah
mandi untuk menyegarkan diri karena habis melarikan diri dari nappeun namja
yang tadi hampir saja menabrakku. Akupun tidur-tiduran sambil meluruskan semua
otot dan juga tulang belakang yang pegal-pegal. Namun tiba-tiba handphoneku
berbunyi. Akupun mengangkat teleponnya.
“yeoboseyo” kataku
“yeoboseyo, hmm apakah ini benar Park
Seulri?” kata seseorang di telepon itu. yang ternyata seorang namja.
“ne, mian. Ini dari siapa ya? Kenapa
kau mengetahui namaku? Apa kita saling kenal?” kataku penasaran
“tentu saja kita saling mengenal.
Kalau kita saling kenal darimana aku mengetahui namamu? Apa kau masih ingat
denganku Seul-nie?”katanya tanya balik
“Saling kenal? Benarkah? Tapi dari
kata-katamu sepertinya tidak asing bagiku. Siapa kau sebenarnya?” kataku makin
penasaran. Hah ada-ada saja untuk hari ini. Tadi ada namja yang hampir
menabrakku. Dan sekarang ada namja aneh dan misterius yang mengaku-ngaku
mengenal diriku. Aneh sekali. Pikirku
“Seul-nie secepat itukah kau
melupakanku. Masa kau tidak ingat padaku. Apa aku begitu mudah untuk
dilupakan.” Balas namja itu
“Miann, nuguseoyo ? Nan jeongmal
mollayo”kataku benar-benar tidak tahu.
“Kau benar-benar tidak tahu siapa
aku? Ok, baiklah aku akan beritahu. Aku adalah...teman masa kecilmu. Kau
benar-benar tidak ingat?” balasnya
“Teman masa kecilku. Nugu? Tunggu
sebentar..teman masa kecilku..teman masa kecilku. Siapa ya? Aku benar-benar
tidak ingat.” Kataku.
“Aduh sepertinya penyakit lupamu
tambah parah saja. Ok akan ku beritahu siapa aku. Aku Kai. Dan nama asliku Kim
Jongin. Dan aku adalah teman SD dan SMP mu.
Kau sudah ingat?” jelasnya.
“MWO!!” kataku
_Author POV_
“MWO!!” kata Seulrin kaget.
“kau benar benar Kai.. benarkah ini Kkamjongie teman masa kecilku? Kenapa
dari tadi tak terpikirkan olehku ya? Ini benar Kkamjongie? Wahhh nan
bogoshipoyo” katanya baru menyadari bahwa itu adalah teman masa kecilnya.
“Yakk, kau ini kukira kau benar-benar lupa padaku. Padahal baru 1 tahun
kau kutinggal dan kau sudah seperti ini.
Aishh jinja! Apakah penyakit Lola dan pelupamu belum hilang-hilang sejak dulu?
tapi By the way nado bogoshipoyo Seul-nie .”kata Kai
“mmianhae. Aku benar-benar tidak ingat. Hehehe. Oh, ya kenapa kau baru
menghubungiku sekarang Kkamjongie. Setelah 1 tahun kau tanpa kabar berita. Dan
ketika ku telfon hanphonemu tidak pernah aktif, aku juga sudah pernah mencari
kerumahmu tapi yang kutemui hanya rumah kosong saja. Kemana kau selama ini? Kau
ini benar-benar membuatku gila karena kehilangan kontak dengan sahabat
kecilnya. Ishh menyebalkan.” Kata Seulrin kesal. Karena memang selama ini ia
masih belum tahu keberadaan Kai. Dan selama 1 tahun ia benar-benar kehilangan
kontak dengan sahabat kecilnya itu. Sampai-sampai membuatnya mengurung diri
selama seminggu dikamarnya. Saking sedihnya.
Flashback
_Seulri POV_
“yeaayy, aku diterima di Seoul Arts high school. Tidak sia-sia aku
belajar giat selama ini padahal aku termasuk orang yang malas. Ah, ya aku harus
beritahu Kai. Dan siapatahu ia
bersekolah di tempat yang sama sepertiku.”gumamku sambil berjalan kerumah Kai
untuk memberitahu kabar baik ini.
Namun ketika aku sampai disana yang
kutemukan hanya rumah kosong saja. Tidak ada seorangpun dirumah itu. akhirnya
aku berinisiatif untuk menanyakan pada tetangganya Kai.
“permisi ahjumma. Boleh saya bertanya
kemana keluarga Kim saat ini? Sepertinya rumahnya sudah tidak ada penghuninya
lagi.”kataku pada ahjumma itu.
“ne, sebenarnya Keluarga Kim sudah
pindah dari sini sejak malam tadi.” Balas ahjumma itu.
“apakah ahjumma tahu mereka pindah
kemana?” tanyaku lagi.
“maaf, saya tidak tahu mereka pindah
kemana.”jawabnya lagi.
“oh, begitu. Terima kasih ahjumma
atas informasinya” balasku sedih.
Akupun kembali kerumah dan mengabil
hpku yang ada di kamar dan langsung menelfon ke nomornya Kai. Tapi tidak
tersambung. Aku coba berulang kali. Tetap tidak bisa. “ah, eottokkhae kemana
dia?kenapa meninggalkanku begitu saja. Padahal kita sudah berjanji tidak akan
meninggalkan satu sama lain. Dan terasa baru saja kemarin aku bertemu denganmu.
Tetapi kenapa sekarang kau menghilang bagai ditelan bumi Kkamjongie.” Kataku
lirih dan tanpa terasa sudah ada sungai kecil mengalir di pipiku.
“kenapa kau meninggalkan aku Jongie.
Meninggalkanku tanpa sebab. Wae?”kataku lirih sambil menangis dah menutup wajah
ku dengan kedua tanganku. Aku benar-benar sedih saat ini.
Dan selama seminggu aku mengurung
diri di kamar karena itu. Aku akan keluar jika aku makan dan minum saja. Mataku
menghitam seperti panda karena selalu menangis setiap malam. Dan sampai pada
saat yang sedikit membuatku tenang. Sebab aku mendapatkan surat dari seseorang.
From : Kkamjong
To : Seul-nie
Annyeong, Seulnie. Bagaimana kabarmu
sekarang?. Baik saja bukan. Kuharap begitu. Oh, ya mian aku tidak memberi
tahumu tentang menghilangnya aku. Sebenarnya aku dan keluargaku sudah tidak di
Seoul lagi. Kami pindah keluar negeri untuk sementara. Dan soal diterimanya kau
di SMA yang kau inginkan sebenarnya aku sudah mengetahuinya sebelum perayaan
hari kelulusan kita. Maaf aku tidak menepati janjiku untuk tidak
meninggalkanmu. Karena kepergianku yang mendadak aku tak sempat meberi tahumu,
mianhae. Dan kau tenang saja aku berjanji akan kembali lagi nanti. Kau juga tak
usah khawatir tentang keadaanku, aku baik-baik saja, ne. Tak usah mencariku ok.
Jaga dirimu baik-baik, ne. Jangan sampai kau sakit hanya karena kutinggal 1
tahun. Karena jika kau sakit aku juga akan merasakannya. Dan jangan pernah
menangis hanya karena kepergiaanku aku tahu kau adalah yeoja yang kuat.
Fighting ne!Seulnie!. Dan kukira sampai disini saja suratku, ne. Mian telah
telah mebuatmu bingung dan sedih. Aku berjanji tidak mengulanginya.
Annyeong!!
Your Best friend
Kkamjong
Setelah aku
membacanya aku pun agak merasa tenang dan aku percaya bahwa Kai akan kembali
lagi. Dan aku akan menunggunya.
End Flashback.
“Mianhae,
Seulnie aku telah membuatmu sedih. Aku ada alasan tersendiri, mengapa aku
meninggalkanmu. Sekali lagi maaf Seulnie. Oh, ya sekarang bagaimana keadaanmu?
Baik-baik saja bukan? Hmm apakah surat yang setahun lalu kuberikan itu kau
baca?”tanya Kai
“tentu saja ku baca. Kalau tidak kubaca, mungkin saja aku
masih mencarimu sampai sekarang. Dan kau tahu aku benar-benar kesepian karena
tak ada kabarmu sama sekali. Dan apa kau masih ingat dengan janjimu yang kau
tulis di surat itu?” jawab
Seulri.
“Janjiku? Tentu saja aku masih ingat. Memangnya aku ini
orang pelupa seperti kau. Hehehe. Dan kau tenang saja. Aku akan menepati
janjiku, ne. Oh, ya mungkin pada minggu-minggu ini aku akan memberikanmu sebuah
kejutan untukmu. Kau tunggu saja ne!” balas Kai
“Kejutan? Jinjja? Kejutan apa itu?” tanya Seulri pensaran.
“Belum saatnya aku memberitahumu. Kau tunggu saja. Aku
pasti menghubungimu lagi ketika sudah saatnya. Jika aku memberitahumu sekarang
bukan kejutan namanya. Oh, ya sudah dulu ne. Aku sudah mengantuk. Kapan-kapan
ku lanjutkan kembali. Jaljayo ” Jawab Kai.
“ yakkk, jangan tidur dulu. Aku masih ingin bicara banyak
padamu.” Sambung Seulri cepat
Dan tepat
setelah Seulri mnyelesaikan kalimatnya. Tiba-tiba berbunyi.
“tutt-tutt-tutt”
“ahh, kenapa ia menutup dulu teleponnya. Padahal aku
masih ingin bicara. Dan aku juga masih bingung tentang kejutan apa yang akan
diberikan padaku. Semoga saja ia menepati janjinya.” Gumam Seulri dalam hati. Dan tak lama
setelah ia menaruh handphonenya ia pun terlelap karena ia begitu lelah hari
ini.
_Sehun POV_
“aisshh
dasar yeoja gila.” Gumamku setelah kepergian yeoja yang hampir tertabrak olehku
itu. Baru saja beberapa jam aku di
Korea. Sudah ada saja yang membuatku kesal. Menyebalkan sekali bukan. Belum
hilang rasa kesalku karena tiba-tiba saja appa
memintaku pindah sekolah ke Korea. Padahal aku sudah nyaman berada di
sekolah yang dulu juga dipilihkan oleh appa untukku. Ya bagaimana tidak.
Sekolah yang appa pilihkan itu bisa dibilang sekolah paling populer di Amerika
dan juga merupkan sekolah dengan fasilitas terlengkap. Tentunya juga sangat
mahal. Mungkin aku termasuk orang beruntung karena keluargaku sangat mampu
untuk menyekolahkanku di Havard of Art high school (ceritanya).
Namun aku
masih bingung kenapa appa tiba-tiba saja menginginkanku pindah dari sana. Yang
jelas-jelas sekolah itu ia yang pilih untukku dan ia juga yang memintaku pindah
dari sana tiba-tiba. Aneh sekali bukan. Ia yang memintaku sekolah disana. Dan
ia juga yang memintaku pindah dari sekolah itu secepatnya. Bagaimana tidak
kesal.
Flashback
“yeoboseyo” kata seseorang. Yang ternyata itu adalah appa
ku.
“ne, yeoboseyo. Ada apa appa? Kenapa appa tiba-tiba
menelfonku?”tanyaku.
“hmm, begini Sehun-ah. Sebelumnya appa minta maaf karena
ini sangat tiba-tiba. Appa ingin meberitahumu bahwa kau sudah tidak bersekolah
lagi di Amerika, kau akan pindah sekolah ke Korea. Dan ada suatu alasan mengapa
appa memintamu pindah ke Korea. Maaf karena terlalu mendadak. Dan juga appa
memintamu untuk kembali ke Korea lusa. Appa juga sudah menyiapkan semuanya.
Jadi kau hanya tinggal berangkat saja.” Kata appaku tiba-tiba
MWO?! Kenapa tiba-tiba
aku saja baru sekolah satu tahun disini. Aku juga sudah mulai nyaman tinggal
disini. Dan kenapa appa seenaknya saja memintaku pindah sekolah. Apa alasanya?.
Gumamku dalam hati
“Mwo? Pindah sekolah? Wae? Bukankah dulu appa yang memintaku untuk
bersekolah disini. Tapi kenapa sekarang malah memintaku kembali ke Korea. Ada
apa sebenarnya?” tanyaku penuh selidik.
“Appa akan menjelaskannya nanti setelah kau berada di Korea.” Jawab appa
singkat
“Tapi appa kenapa harus tiba-tiba pindah seperti ini. Aku tidak bisa-“
jawabku terputus
“Tidak ada kata penolakan untuk
kali ini Sehun-ah. Kuharap kau bisa menuruti perintahku kali ini.” Sambung appa
cepat.
“Bbaiklah appa. Jika itu maumu.” Kataku pasrah sudah tak bisa menolak
lagi.
“Ya, sudah. Jika kau sudah sampai di Korea. Appa akan mengirim orang
untuk menitipkan mobil di bandara agar kau bisa langung memakainya sendiri dan
jika kau butuh sesuatu, kau hubungi aku. Sudah dulu ne. Appa tidak bisa
berbicara lama-lama. Sebentar lagi appa ada rapat. Tutt-tutt-tutt.” Jawab appaku
dan tak lama ia menutup telponnya.
Aku masih bingung kenapa appa dengan
seenaknya saja menyuruhku seperti itu. apakah aku hanya dianggap sebagai
bonekanya saja. Sehingga seenaknya saja ia memintaku menuruti perintahnya.
Awalnya aku masih bisa terbiasa dengan sikap appa yang tiba-tiba berubah karena
beberapa tahun yang lalu eomaku meninggal.
Dan setelah kepergian eommaku, appa menjadi lebih sering mengatur semua
kehidupanku dan terlihat lebih protektif. Seakan-akan aku tidak bisa mengatur
hidupku sendiri.
End flashback
Dan tak lama setelah aku mengendarai mobil
yang dititipkan appa dibandara, aku pun sampai dirumah. Banyak yang ingin
kutanyakan pada appa. Apa yang membuat appa menjadi seperti ini. Apa yang
sebenarnya terjadi?. Ahh.. semua pertanyaan ini makin membuatku pusing.
Setelah aku memakirkan mobil. Akupun masuk kedalam rumah dengan
membawa barang-barangku.
“Appa aku pulang” kataku sambil
membuka pintu. Dan aku melihat seseorag sedang santai diruang tamu sambil
membaca koran. Yang ternyata itu adalah appaku.
“Ahh, kau sudah pulang ternyata, ayo
duduk dulu. biarkan barang-barang itu pelayan yang membawanya kedalam ”jawabnya
sambil menawarkanku duduk.
“Oh, ya appa. Maaf sebelumnya kalau
aku tidak sopan. Hmm~ sebenarnya apa yang mebuat appa menyuruhku kembali
kesini. Bukankah appa sebelumnya menyuruhku untuk sekolah di tempat yang appa
inginkan! Dan aku menurutinya. Tapi sekarang kenapa tiba-tiba saja appa
memintaku untuk kembali kesini ?” tanyaku langsung to the point pada appa.
_TBC_